Clostridium acetobutylicum Yang
Menakjubakan
Apa itu Clostridium acetobutylicum ?
Clostridium
acetobutylicum adalah bakteri yang dapat mengubah zat
pati menjadi pelarut organik aseton dan butanol yang sangat bermanfaat untuk
industri. Clostridium acetobutylicum juga
memiliki pengertian sebagai berikut suatu bakteri bernilai komersial, yang
tergolong dalam genus Clostridium. Pembacaan genom bakteri ini selesai pada tahun
1999. Dari informasi genomnya para ilmuwan berharap dapat memahami biokimia
dari bakteri ini, sekaligus meneliti kemungkinan menggantikan proses produksi
pelarut organik dengan menggunakan enzim rekombinasi dari bakteri ini dalam
skala industri. Saat ini proses produksi aseton dan butanol bersandar pada
pemakaian minyak dan gas. (Anindiyawati 2009)
Mengapa
disebut dengan Organisme Weizmann ?
Bakteri ini
juga kadang disebut “organisme Weizmann”, dari nama seorang ilmuwan dan politisi
Yahudi Chaim Weizmann, yang pada 1916 membantu menemukan bagaimana kultur C.
acetobutylicum dapat digunakan dalam industri seperti produksi mesiu dan
TNT. Proses yang disebut proses A.B.E. ini menjadi standar dalam industri
hingga akhir 1940an, saat harga minyak yang rendah menyebabkan proses berbasis cracking
hidrokarbon dan distilasi minyak bumi menjadi lebih efisien. C.
acetobutylicum juga memproduksi asam asetat (cuka), asam butirat, karbon
dioksida dan hidroge.
Bagaimana struktur dan Ciri-ciri dari Clostridium acetobutylicum ?
Genom dari Clostridium
acetobutylicum ATCC 824 telah diurutkan menggunakan pendekatan senapan. Ini
adalah strain model untuk memproduksi bakteri pelarut. Genom terdiri dari satu
kromosom melingkar dan sebuah plasmid melingkar. Kromosom berisi 3.940.880
pasangan basa. Ada bias yang untai kecil dengan sekitar 51,5% dari gen yang
ditranskripsi dari untai maju dan 49,5% dari untai komplementer.
Bakteri Ini
memiliki ciri-ciri yaitu Clostridium acetobutylicum adalah basil Gram-positif
(1). C. acetobutylicum paling sering tinggal tanah, meskipun telah
ditemukan di sejumlah lingkungan yang berbeda. Hal ini mesofilik dengan suhu
optimal 10-65 ° C. Selain itu, organisme adalah saccharolytic (dapat memecah
gula) (1) dan mampu menghasilkan sejumlah produk yang berguna secara komersial
yang berbeda; terutama aseton, etanol. (Ruso,2011)
C. acetobutylicum memerlukan kondisi anaerob untuk
tumbuh dalam keadaan vegetatif nya. Di negara-negara vegetatif, adalah motil
melalui flagela di adalah seluruh permukaan.
Kapan
Pengisolasian C. Acetobutylicum pertama kali ?
Ini pertama kali diisolasi antara
1912 dan 1914. Chaim Weizmann berbudaya bakteri untuk memproduksi memproduksi
aseton, etanol dan butanol dalam proses yang disebut metode ABE. Jadi, sudah
sepatutnya bahwa C. acetobutylicum sering disebut “organisme Weizmann.” Produk
tersebut kemudian digunakan dalam produksi TNT dalam Perang Dunia
Siapa yang
di untungkan oleh Clostridium acetobutylicum ?
Dalam Bioteknologi Clostridium
acetobutylicum telah memainkan peran penting dalam bioteknologi sepanjang
abad ke-20. Awalnya, aseton diperlukan dalam produksi karet sintetis. Fungsi
utama: terutama sebagai pelarut untuk bahan peledak industri, plastik, karet,
serat, kulit, minyak, cat dan industri lainnya, tetapi juga sebagai sintesis
ketena, anhidrida asetat, iodoform, karet polyisoprene, metil asam akrilik,
metil kloroform, bahan baku penting dari resin epoksi dan zat lainnya. Dalam
industri tabung tembaga presisi manufaktur, aseton yang sering digunakan untuk
membersihkan pipa tembaga di atas tinta hitam.
Dimana kah
Chaim Weizmann dipekerjakan untuk mengisolasi ?
Chaim Weizmann dipekerjakan untuk
bekerja pada masalah di Manchester University dan fermentasi menjadi rute yang
menarik di mana untuk mendapatkan aseton yang diperlukan untuk proses tersebut.
Antara 1912 dan 1914, Weizmann mengisolasi sejumlah strain. Yang memproduksi
terbaik kemudian akan datang untuk dikenal sebagai Clostridium acetobutylicum.
(Sakius
2011)
Referensi :
Anindiyawati T. Prospek Enzim Dan Limbah Lignoselulosa Untuk
Produksi Bioetanol. Pusat Penelitian Bioteknologi . LIPI Bandung 2009
Riyanti , E I . Biomassa Sebagai Bahan Baku Bioetanol . Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian . Bogor 2009
Ruso , Sakius . Pembuatan Bioetanol Dari Rumput Gajah Dengan
Sistem Fermentasi Simultan Dengan Bakteri Clostridium
acetobutylicum. Jurusan Kimia
UNHAS.Makasar 2011
Anonim .http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/1b9aacc5b052ef856c3f830813fc84ce.pdf.
Diakses pada 25 Desember 2013 Pukul 07.40 WIB
ternyata Clostridium acetobutylicum telah memainkan peran penting dalam bioteknologi sepanjang abad ke-20. Awalnya, aseton diperlukan dalam produksi karet sintetis. Chaim Weizmann dipekerjakan untuk bekerja pada masalah di Manchester University dan fermentasi menjadi rute yang menarik di mana untuk mendapatkan aseton yang diperlukan untuk proses tersebut. Antara 1912 dan 1914, Weizmann mengisolasi sejumlah strain. Yang memproduksi terbaik kemudian akan datang untuk dikenal sebagai Clostridium acetobutylicum. Metode ABE dirancang oleh Weizmann menawarkan keuntungan efisiensi meningkat selama proses fermentasi lainnya. Selain itu, bisa menggunakan pati jagung sebagai substrat, sedangkan proses lain diperlukan penggunaan kentang.
BalasHapusFungsi utama: terutama sebagai pelarut untuk bahan peledak industri, plastik, karet, serat, kulit, minyak, cat dan industri lainnya, tetapi juga sebagai sintesis ketena, anhidrida asetat, iodoform, karet polyisoprene, metil asam akrilik, metil kloroform, bahan baku penting dari resin epoksi dan zat lainnya. Dalam industri tabung tembaga presisi manufaktur, aseton yang sering digunakan untuk membersihkan pipa tembaga di atas tinta hitam.
Aseton, juga dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan-2-on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana, adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Ia merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter,dll. Ia sendiri juga merupakan pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia dalam kandungan kecil.
setuju dengan gagasan eka safitri, dan penjelasan dari artikel ini tentang Clostridium acetobutylicum, saya juga baca di http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/1b9aacc5b052ef856c3f830813fc84ce.pdf, bahwa Clostridium ini merupakan jenis bakteri yang dapat menghasilkan enzim selulase untuk
BalasHapusmenghidrolisis selulosa menjadi glukosa
saudari resti saya setuju dengan artikel anda, oia saya menemukan artikel dari http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/13/6498/ tentang proses terbentuknya aceton berawal dari hasil spora yang matang dari bakteri Clostridium acetobutylicum. Dimana kumpulan dari spora tersebut keadaan lingkungan dari sel vegetatif (yang berfungsi sebagai sel pertumbuhan) menjadi asam organik yang mengalami farmasi gramelosa atau terdeferensiasi sehingga menjadi Clostridium acetobutylicum yang dapat menghasilkan larutan aceton
BalasHapusWah artikel resti menarik banget aku baru tau ternyata bakteri ini juga di manfaatkan untuk pembuatan senapan, ternyata banyak sekali bakteri yang menguntungkan yang manfaatnya berjubel-jubel sampe yang nggak disangka2 seperti bakteri ini ada juga, dikira saya setiap bakteri yang berasal dari genus Clostridium ini selalu menjadi bakteri yang merugikan ternyata dugaan saya salah :) t
BalasHapuswah, menarik banget nih topiknya, kalo boleh nanya, gimana mekanisme nya Clostridium acetobutylicum dapat menjadi TNT atau mesiu?
BalasHapusrestii artikelnya seru banget, ohiya mau nambahin nih dari pendapat ermaya.. Selain menjadi bakteri yang penting untuk keperluan industri, C. acetobutylicum dipelajari sebagai model untuk pembentukan Endospora pada bakteri.
BalasHapushaii teh res komen yaa di artikelmu hehe. setelah baca artikelmu peran bakteri ini bahaya juga yaa ada yg sebagai bahan peledak. apa jadinyaa dan bagaimana bisa bakteri ini menjadi bahan peledak? hebat tuh bakterinyaa yaa. terimaaksih atas info yang hebat ini :)
BalasHapusgood job resti, sedikit tambahan nih tentang si bapak Chaim Azriel Weizmann (bahasa Ibrani: חיים עזריאל ויצמן) (juga: Chaijim W. atau Haim W.) (lahir di Motal', Kekaisaran Rusia, 27 November 1874 – meninggal di Rehovot, Israel, 9 November 1952 pada umur 77 tahun) adalah kimiawan, negarawan, Presiden Organisasi Zionis Dunia, Presiden Israel pertama (terpilih 16 Mei 1948 dan menjabat pada periode 1949 - 1952), dan pendiri institut riset Israel yang akhirnya menjadi Lembaga Ilmu Pengetahuan Weizmann.
BalasHapuswah menarik ya sama seperti judul dari artikel ini, selebihnya apa yang sudah disampaikan pembuat artikel dapat menambah pengetahuan baru tetapi meskipun ada kelebihannya tetapi juga terdapat kekyrangannya, ya seperti peranan bakteri ini yang dapat menjadi bahan peledak oleh sebab itu perlu adanya pengetahuan dasar yang cukup agar tidak salah dalam pemanfaatan dari bakteri ini. terimakasih :)
BalasHapushai teh res, kaget banget ini bakteri bisa jadi bahan peledak :D. Makasih ya buat pengetahuannyaa :) Oh iya sekedar nambahin aja, bakteri ini juga dapat dijadikan strain pada saat fermentasi biobutanol. Nah butanol sebagai bahan bakar transportasi memainkan peran yang semakin penting, kemampuan butanol untuk melawan pemisahan bahan bakar dan kontaminasi air yang lebih baik dari etanol bisa membuat pilihan yang lebih menguntungkan. Referensi : http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/13/6498/
BalasHapusSesuai dengan judul artikelnya yaa bakteri ini sangat menakjubkan :) agak bahaya juga ya kalau salah menggunakannya :D Setuju sama pendapat teman0teman diatas.. referensi yang saya temukan juga sama seperti teman-teman diatas :) terimakasih pengetahuan barunyaaa
BalasHapusTerimakasih Resti dan teman-teman yang berkomentar dapat menambah wawasan saya tentang bakteri C.acetobutylicum. bakteri ini berperan dalam bidang industri.mau nambahin tentang metabolisme bakteri ini, Asetil - CoA yang terdegradasi dengan mengurangi langkah-langkah untuk metabolit yang berbeda , termasuk etanol serta penggunaan asetoasetil - CoA thiolase atas aseton , propanol , butanol , dan asam butirat
BalasHapushttp://de.wikipedia.org/wiki/Clostridium_acetobutylicum
Tambahan info saja ya tentang Clostridium acetobutylicum:
BalasHapusPada tahun 2008, James Liao, seorang insinyur kimia di University of California, Los Angeles mengembangkan metode untuk menyisipkan gen yang bertanggung jawab untuk produksi butanol dari Clostridium acetobutylicum ke dalam bakteri Escherichia coli.
Pada tahun 2013, dipublikasikan untuk pertama kalinya pemanfaatan mikroba untuk produksi bensin. Mikroba yang digunakan adalah Clostridium acetobutylicum. Mikroba ini memiliki enzim (fatty acyl-CoA reductase) yang berperan penting dalam proses tersebut.
Sumber:
http://www.technologyreview.com/news/409400/better-bugs-for-making-butanol/
http://www.nature.com/nature/journal/v502/n7472/full/nature12536.html
Selain menjadi bakteri yang penting untuk keperluan industri, C. acetobutylicum dipelajari sebagai model untuk pembentukan Endospora pada bakteri. Ini telah dibandingkan dengan bakteri yang paling sering dipelajari Endospora, Bacillus subtilis. Memahami jalur pembentukan Endospora adalah penting karena banyak bakteri pembentuk Endospora adalah patogen manusia, baik Bacillus dan Clostridium genera,,
BalasHapusTerima ksih infonya teh.. Nice job :D
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/13/6498/
mengulas kembali manfaat Aseton dapat melarutkan berbagai macam plastik, yang menurut saya sangat menguntungkan karna kan plastik hingga ratusan tahun belum terurai.manfaat Aseton dapat melarutkan berbagai macam plastik,meliputi botol Nalgene yang dibuat dari polistirena, polikarbonat, dan beberapa jenis poliprolilena.
BalasHapusAssalamu'alaikum res, wah artikelnya menarik dan ga disangka-sangka. Saya baru tahu ada kultur bakteri yang dapat digunakan dalam produksi mesiu. Saya mau menambahkan sedikit hehe
BalasHapusSeperti yang telah saya baca di www.lemigas.esdm.go.id/id/prdkpenelitian-258-.html bahwa Clostridium acetobutylicum memproduksi biobutanol melalui fermentasi biomasa menggunakan aktivitas bakteri ini pada kondisi anaerob.
Clostridium acetobutylicum mampu mengubah sumber karbon yang lebih luas seperti glukosa, galaktosa, selobiosa, manosa, xilosa, dan arabinosa, menjadi bahan bakar seperti butanol (Ezeji et al., 2007). Terima kasih :)
Saya tertarik dengan kalimat yang berbunyi Bakteri ini juga kadang disebut “organisme Weizmann”, dari nama seorang ilmuwan dan politisi Yahudi Chaim Weizmann, yang pada 1916 membantu menemukan bagaimana kultur C. acetobutylicum dapat digunakan dalam industri seperti produksi mesiu dan TNT. dari sini saya tahu bahwa fungsi bakteri bukan hanya sekedar eksis di kalangan para ilmuwan dan saintis tapi juga masuk ke ranah industri militer ,bagus info artikel nya :)
BalasHapusAssalam resti, artikel yang sangat bagus dan lengkap serta menambah pengetahuan tentang bakteri clostridium. makasih
BalasHapusSepertinya penulis artikel ini sangat terkagum-kagum yaa dengan bakteri yang satu ini :D
BalasHapusTernyata bakteri ini banyak sekali manfaatnya..
Thanks :)
teh resti tadi aku abis baca nih ternyata proses A.B.E. ini menjadi standar dalam industri hingga akhir 1940an, saat harga minyak yang rendah menyebabkan proses berbasis cracking hidrokarbon dan distilasi minyak bumi menjadi lebih efisien ;)
BalasHapuswow sangat menakjubkan sekali yaaah bakteri Clostridium acetobutylicum ini, ternyata bisa dimanfaatkan sebagai pelarut untuk bahan peledak industri, plastik, karet, serat, kulit, minyak, cat dan industri lainnya. dari keuntungan yang dihasilkan tersebut memicu rasa keingintahuan saya bagaimana sih cara kerja bakteri tersebut sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan peledak? mungkin untuk kedepannya bsa ditambahkan dalam artikel agar semakin menarik dan semakin MENAKJUBKAN sesuai dengan judulnya hihihi :)
BalasHapuslagi-lagi saya harus berkata Subhanallah.. karena Allah menciptakan sesuatu walaupun tidak kasat mata ternyata byk manfaat untuk manusia. untuk itulah kita harus banyak belajar Allah menciptakan langit dan bumi ini untuk orng2 yg berpikir,
BalasHapusterutama setelah membaca artikel ini, saya menarik kesimpulan bahwa bakteri ini berlaku sebagai pelarut untuk bahan peledak industri, plastik, karet, serat, kulit, minyak, cat dan industri lainnya, tetapi juga sebagai sintesis ketena, anhidrida asetat, iodoform, karet polyisoprene, metil asam akrilik, metil kloroform, bahan baku penting dari resin epoksi dan zat lainnya. http://pelajaranilmu.blogspot.com
BalasHapusWah bermanfaat sekali yah bakteri in dalam bidang industri, terimakasih resti informasinya. Bermanfaat sekali dalam menambah wawasan dan pengetahuan
BalasHapusasalamualaikum bu resti :), artikelnya bagus, lengkap cuma kurang gambarnya biar lebih jelas :). setelah baca artikelnya dan komen-komen teman-teman subhanAllah sekali ya, ternyata banyak juga manfaat Clostridium acetobutylicum, yang salah satunya sebagai bahan peledak masyAllah, hati-hati ketahuan teroris :)
BalasHapusTerimakasih Resty, artikel yang menarik, menambah wawasan tentang peranan peranan bakteri yg hidup di bumi ini.
BalasHapusSetelah membaca saya bisa berkesimpulan bahwa peran positif dari Clostridium acetobutylicum sebagai bahan peledak dan dapat apat menghasilkan enzim selulase untuk
menghidrolisis selulosa menjadi glukosa.
terimakasih atas wawasan yang dibagi dalam bentuk artikel menarik ini...
BalasHapusteryata bakteri yang mini-mini ini punya nilai komersial yang super sekali. hhe